KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadihat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini dengan sebaik-baiknya. Penulisan Laporan Praktikum ini merupakan salah satu Persyaratan dalam praktikum mata kuliah Pekerjaan Batu, d alam Penulisan Laporan ini Penulis merasa masih banyak kekurangan -kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang di sajikan. Untuk itu Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak agar Penulis dapat lebih sempurna dalam membuat Laporan ini. Semoga Laporan yang Penulis susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua .Amin. Malang , 06 Juni 201 8 Penulis, BAGUS PRASETYA DAFTAR ISI Lembar Pengesahan ........................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Kerja Drainase dengan baik dan lancar.
Adapun tujuan dari penyusunan
laporan ini adalah sebagai kelengkapan kegiatan praktikum yang telah terlaksana serta untuk menunjang
nilai dan mata kuliah, terutama praktek drainase.
Tak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam proses dan kelancaran dalam praktikum dan pembuatan laporan ini,
terutama kepada ibu Winda Harsanti, ST., MT yang telah mendampingi, dan membimbing kami
selama praktek dan juga teman-teman kelas
2MRK7 yang telah memberi semangat pada saat praktek hingga laporan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan.
Malang, 17 Februari 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Drainase
merupakan pekerjaan pembuatan saluran pembuangan. Baik air buangan hujan, air
permukaan maupun air buangan dari kamar mandi, dapur dan WC. Secara umum
drainase didefisinikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu.
Pada dasarnya sistem drainase yang kita jumpai ada beberapa jenis, diantaranya
yaitu drainase pertanian yang biasa digunakan untuk pengeringan lahan
pertanian. Drainase jalan raya berfungsi untuk menjaga kondisi jalan raya tidak
tergenang air hujan sehingga merusak badan jalan bahkan dengan genangan air ini
akan merusak kontruksi jalan raya itu. Drainase perkotaan berfungsi untuk
mengeringkan areal perkotaan dari air limbah rumah tangga dan air hujan yang
merupakan preoritas utama dalam memberikan pelayan kepada masyrakat kota.
Drainase gedung yang berfungsi untuk menjaga pengaliran air limbah gedung
secara baik dan memenuhi syarat kesehatan. Perkembangan tentang ilmu drainase
ini sudah banyak memiliki kemajuan yang sangat tinggi seperti system pembuangan
ideal yang sering digunakan oleh Negara-negara eropa dan Negara-negara maju.
Air limbah rumah tangga dibuang
pada suatu tempat pengolahan limbah yang khusus (water tritman plant) areal treatmeantini biasanya ditempatkan
diluar kota disalurkan melalui pipa property drains ke pipa main sewer dan
terus ke pipa induk (pipa main out fall),
lalu ke treatment plant dimana dari rumah penduduk diolah sehingga memisahkan
bahan organik lain lain diolah menjadi pupuk organic sedangkan air disaring dan
dibuang ke laut setelah melalui proses normalisasi yang steril, yang aman
terhadap ligkungan.
1.1
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI DINDING
PENAHAN
1.1.1
Dasar Teori
Tembok Penahan Tanah (TPT) adalah suatu bangunan
yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi tanah tertentu pada umumnya dipasang
pada daerah tebing yang labil. Jenis konstruksi antara lain pasangan batu
dengan mortar, pasangan batu kosong, beton, kayu dan sebagainya. Fungsi khusus yang
dapat diberikan oleh pasangan batu adalah :
1.
Pemanfaatan
ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan prasarana lain
2.
Pemeliharaan,
penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain, misalnya :
a.
Dinding
saluran irigasi
b.
Prasarana
tepi jalan kondisi khusus
c.
Dan
lain-lain
1.1.2
Daftar Alat dan Bahan
1.
Peralatan
:
-
Cangkul - Palu - Sendok Spesi
-
Sekop - Benang - Gerobak Dorong
-
Kayu/Tongkat
Ukur - Ayakan Pasir - Tempat Pengaduk
-
Roll
Meter -
Ember
2.
Bahan
:
-
Batu
Kali
-
Pasir
-
Kapur
-
Air
1.1.3
Langkah Kerja
1.
Siapkan
dan tentukan dimana penempatan batu kali akan dipasang.
2.
Membuat
spesi dengan menakar pasir, kapur, air dengan perbandingan 4 : 2 : 1, aduk
didalam tempat pengaduk.
3.
Selanjutnya
letakkan batu kali dengan memberi spesi diantara pertemuan antar batu hingga
tinggi, panjang, dan lebar sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
4.
Beri
spesi pada permukaan lapisan paling atas ± 1,5 cm
1.2
PEKERJAAN SIAR
1.2.1
Dasar Teori
Sambungan siar adalah perakitan yang dirancang
untuk menyerap panas pada sambungan secara aman dan kontraksi berbagai bahan
bangunan, untuk menyerap getaran, untuk menahan bagian-bagian tertentu
bersama-sama, atau untuk memungkinkan gerakan karena pergerakan tanah atau
gempa bumi.
Pekerjaan siaran pasangan batu kali dengan adukan 1
pc : 3 ps dengan tebal tidak lebih dari 1,5 cm. pada semua bidang pasangan batu
kali yang disiar hanya pada setiap alur spesinya, yang permukaannya tidak lebih
menonjol dari permukaan batu kalinya.
1.2.2
Daftar Alat dan Bahan
1.
Peralatan
:
-
Sendok
spesi
-
Jointer
-
Ember
2.
Bahan
:
-
Pasir
-
Kapur
-
Air
1.2.3
Langkah Kerja
1.
Siapkan
alat dan bahan di lokasi pekerjaan.
2.
Siapkan
adukan spesi dengan perbandingan 3 pasir : 2 kapur : 1 air
3.
Spesi
dibawa ketempat dimana lokasi pasang siaran menggunakan ember agar lebih mudah.
4.
Bidang
yang akan disiar diantara pertemuan batu dikorek dulu dan dibasahi untuk
mendapat ikatan yang kuat antara spesi yang lama dan dengan spesi baru.
5.
Semua
spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
1.3
PEKERJAAN TURAP
1.3.1 Dasar
Teori
Turap adalah dinding vertical yang relative tipis
yang berfungsi untuk menahan tanah juga untuk menahan masuknya air ke dalam
lubang galian. Karena pemasangan yang mudah dan biaya yang murah, turap
banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti, penahan tebing galian
sementara, penahan longsong, stabilitas lereng, bangunan-bangunan pelabuhan,
bendungan serta bangunan lainnya. Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah
timbunan yang tinggi karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang
besar. Selain itu, dinding turap juga tidak cocok digunakan pada tanah yang
mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan pemancangan.
Turap kayu digunakan untuk penahan tanah yang
tidak begitu tinggi, karena tidak kuat menhan beban-beban lateral yang besar.
Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap cenderung
pecah bila dipancang. Pada penggunaan turap kayu yang difungsikan untuk
bangunan permanen yang berda di atas muka air, maka perlu diberikan lapisan
pelindung agar tidak mudah lapuk. Turap ini biasa digunakan untuk pekerjaan
sementara, seperti halnya untuk menahn tebing galian sementara.

1.3.2 Daftar
Alat dan Bahan
1.
Peralatan
:
-
Palu
-
Paku
-
Rol
meter
2.
Bahan
:
-
Balok
kayu 8/12
-
Papan
kayu 2/20
1.3.3 Langkah
Kerja
1.
Siapkan
alat dan bahan di lokasi pekerjaan seperti mengambil kayu pada basecamp, dan
lain-lain.
2.
Pasang
balok diatas papan diluar dahulu dengan mengukur panjang dan lebar sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan
3.
Letakkan
balok melintang lalu pasang papan diatasnya dengan meletakkan balok yang akan
dipaku diatas papan dengan jarak yang sudah ditentukan.
4.
Jika
sudah lakukan pada sisi yang lain.
5.
Jika
sudah terpaku semua, pasang pada daerah atau sisi tanah yang akan dipasang
turap.
6.
Jika
sudah diletakkan dan dipaskan pada sisi permukaan tanah, selanjutnya pasang
balok sebagai pengunci tanpa dipaku agar dinding turap tidak goyang dan kokoh.
1.4
PEKERJAAN PEMBONGKARAN TURAP DAN
PASANGAN BATU KALI
1.4.1
Dasar Teori
Konstruksi turap dibongkar setelah pekerjaan
penyambungan/pemasangan pipa saluran selesai, sambungan beserta pekerjaan
pasangan lainnya telah kering, serta penngujian terhadap pipa saluran telah
memenuhi syarat.
Sebelum konstruksi turap dibongkar, galian diurug
setinggi 1/2 diameter pipa yang dipasang
sejauh tebal urugan tidak lebih dari 30 cm, serta dipadatkan dengan peralatan
manual, diurug lagi hingga setinggi pipa dan dipadatkan.
Setelah pengurugan awal dilakukan, pengurugan
selanjutnya dilakukan 1/3 tinggi sisa galian (sejauh tebal urugan tidak lebih
dari 30 cm). Pada pengurugan tersebut, pemadatan masih dilakukan dengan
menggunakan peralatan manual, tetapi pada pemadatan selanjutnya dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan masinal.
1.4.2
Daftar Alat dan Bahan
Peralatan :
-
Catut - Sendok Spesi
-
Palu - Cangkul
-
Gerobak
dorong - Stemper
1.4.3
Langkah Kerja
1.
Cabut
turab dari balok pengunci satu persatu dengan menahan papan agar tidak roboh,
lakukan dari bagian atas, lalu bawah. Lakukan sampai habis.
2.
Cabut
balok arah horizontal dengan mencabut paku yang menancap pada balok dan papan diluar
lokasi pekerjaan agar lebih mudah.
3.
Untuk
pembongkaran batu kali dilakukan pertama dengan mengkorek-korek spesi yang
menempel.
4.
Jika
permukaan batu bekas spesi lama sudah sedikit kelihatan, cungkit batu
menggunakan catut/linggis agar lebih mudah.
5.
Angkut
batu kali menggunakan gerobak dorong menuju tempat yang sudah ditentukan.
6.
Jika
sudah, buang sisa-sisa spesi yang jatuh di permukaan tanah lalu padatkan tanah
menggunakan stemper.
1.5
PEKERJAAN PEMASANGAN BOWPLANK
1.5.1
Dasar Teori
Bowplank ialah penanda sementara yang digunakan
untuk menentukan titik-titik as pada area kerja di dalam proyek pembangunan
sesuai dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya. Fungsi utama
bowplank adalah sebagai penentu arah pondasi dan ketinggian lantai bangunan. Bowplank
juga bisa berfungsi untuk membuat sudut siku dengan menggunakan bantuan
theodolit.
Karena hanya dipasang untuk sementara waktu,
bowplank biasanya dibuat dari bahan yang murah seperti kayu berkualitas rendah.
Kayu yang berbentuk tiang pancang ini selanjutnya ditancapkan di sudut-sudut
area pekerjaan pembuatan bangunan. Sedangkan kayu yang berbentuk papan dipasang
secara horisontal menghubungkan masing-masing tiang pancang. Setelah itu,
titik-titik as untuk menandai area kerja pondasi, kolom, dinding, dan lain-lain
dibuat memakai tali kenor yang dibentangkan serta diikatkan di papan kayu yang
dipasang secara mendatar. Terdapat enam syarat yang harus dipenuhi agar
pembuatan bowplank benar dan sesuai ketentuan, di antaranya :
1.
Kedudukan
masing-masing patok kayu dibuat sedemikian rupa agar kekuatannya terjamin dan
tidak mudah goyah.
2.
Posisinya
berada di jarak yang cukup dari titik pembangunan sehingga tidak mengganggu
atau diganggu pekerjaan lainnya.
3.
Keberadaannya
bisa dilihat dengan jelas sehingga para pekerja bisa mudah menemukannya.
4.
Penanda
yang dipasang secara horisontal harus berada di satu bidang yang rata.
5.
Arahnya
harus diletakkan serempak menghadap ke dalam bangunan.
6.
Benang
merupakan penanda untuk garis tengah pondasi dan dinding.
1.5.2
Daftar Alat dan Bahan
1.
Peralatan
:
-
Selang
Air - Cangkul
-
Hammer -
Waterpass
-
Rol
meter - Penggaris Siku
-
Pensil
2.
Bahan
:
-
Papan
Kayu 2/20
-
Balok
Kayu 8/12
1.5.3
Langkah Kerja
1.
Siapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan seperti tercantum pada daftar di atas. Pastikan
semuanya lengkap agar tidak terjadi kesulitan dalam pemasangan bowplank
nantinya.
2.
Buat
tiang pancang dari kayu berukuran 1 m sebanyak empat buah. Caranya yaitu
lancipkan salah satu ujung kayu memakai sabit agar mudah ditancapkan ke dalam
tanah.
3.
Tancapkan
kayu tiang pancang pertama ke dalam tanah sambil dipukul menggunakan palu pelan
saja supaya menancap kuat dan tidak mudah goyah. Tancapkan tiang kayu tersebut
sampai bagian yang tersisa di atas permukaan tanah setara dengan ketinggian
permukaan lantai yang direncanakan.
4.
Agar
kedudukannya semakin mantap, sebaiknya tiang pancang ditahan lagi dengan dua
bilah kayu. Periksa tingkat ketegakannya memakai unting-unting untuk memastikan
tiang pancang tersebut berdiri tegak.
5.
Ulangi
pemasangan tiang pancang di ketiga sudut area lahan pembangunan lainnya. Jangan
lupa untuk memeriksa ketegakan posisinya memakai unting-unting. Cek juga
tingkat ketinggian tiang pancang menggunakan waterpass dari selang guna
memastikan semua tiang pancang mempunyai ukuran ketinggian yang sama persis.
6.
Pasang
papan kayu yang diposisikan secara horisontal menghubungkan tiang pancang yang
satu dengan lainnya. Sekali lagi periksa permukaan yang dibentuk oleh papan
kayu yang dipasang mendatar ini benar-benar rata. Kini tercipta sebuah penanda
dari kayu yang mengelilingi area lahan pembangunan.
7.
Bentangkan
benang sebagai penanda tanah yang akan digali untuk keperluan pekerjaan pondasi
bangunan dan pendirian dinding. Benang ini diikatkan dari sisi papan kayu yang
dipasang dalam posisi mendatar ke sisi papan kayu di seberangnya sesuai dengan
ukuran yang sudah ditentukan. Lakukan sampai seluruh penanda dari tali tersebut
selesai dipasang.
8.
Cek
sekali lagi posisi dan ketinggian pemasangan benang-benang tadi supaya dapat
dipastikan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
1.6
PEKERJAAN GALIAN TANAH SALURAN TERBUKA
1.6.1
Dasar Teori
Galian
tanah merupakan pekerjaan selanjutnya setelah stake out dipasang. Galian tanah
untuk saluran tersebut sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan pada stake
out, tanah digali mempuyai talud yang sesuai dengan karakter tanah. Bila tanah
cadas (keras) talud galian bisa tegak,
namun bila tanah berpasir maka talud ukuran dalam 1 juga ukuran miring seperti
dibawah ini :

Sifat tanah dan karakteristiknya perku diketahui
agar pada saat digali tidak terjadi longsoran yang akan mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
1.6.2
Daftar Alat dan Bahan
1.
Peralatan
:
-
Rol
Meter
-
Cangkul
-
Sekop
-
Stemper
2.
Bahan
:
-
1.6.3
Langkah Kerja
1.
Penggalian
tanah berbeda untuk tiap masing masing kelompok. Dikarenakan sesuai teori air
mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
2.
Cangkul
tanah sesuai rencana galian 6m untuk masing masing kelompok, bila pada tahap penggalian menemukan kendala
yaitu batu gunakan lempak untuk mencongkel batu ataupun bisa menggunakan
linggis untuk mencongkelnya.
3.
Pinggirkan
hasil galian menggunakan skop, tanah galian ini sangat berguna untuk urugan.
4.
Pada
saat menggali cek terus kedalaman galian sesuai job sheet jangan sampai
kedalaman melampaui dari yang ditentukan. Kedalaman awal 50 cm dan di titik
akhir drainase kedalaman harus 62 cm
5.
Bila
galian sudah sempurna, lakukan pemeriksaan ulang kemiringan dasar saluran
dengan cara mengukur tinggi benang dengan saluran sama tingginya dari hulu
sampai hilir dan lakukan perapihan kemiringan talud serta minta petunjuk
instuksur untuk penyempurnaan dan penilaian.
6.
Konsentrasikan
pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan kerja dan jaga kekompakan esame
teman kerja.
7.
Periksakan
hasil kerja anda.
8.
Gambarkan
kembali apa yang sudah anda praktekkan dan buat laporan.
1.7
PEKERJAAN PEMASANGAN BUIS BETON DAN BAK
KONTROL
1.7.1
Dasar Teori
Buis beton setengah bulat merupakan jenis saluran
yang sering digunakan sebagai bahan dasar saluran terbuka. Ukuran ini
berfariasi dari ukuran 10 cm hingga
berdiameter 50 cm, namun bila pipa beton
mencapai diameter 1 m bahkan lebih. Cara menyambung Buis ini yaitu menggunakan
mortal /adukan semen spesi dengan campuran 1 : 5 ( 1 semen : 5 pasir ) yang
kedap air dengan cara ditempelkan pada daerah sambungan Buis benar- benar sudah
lurus serta rapi. Penyambugan dilakukan bila posisi Buis benar-benar sudah lurus
serta kemiringan yang benar. Letak mortal ditempatkan dibagian luar dari Buis
atau dibagian bawah, selain sebagai penguat sambungan juga berfungsi sebagai
pondasi per letekan Buis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerja pada
job sheet.
1.7.2
Daftar Alat dan Bahan
1.
Peralatan
:
-
Meteran
lipat
-
Meteran
gulung panjang 50 m
-
Selang
pelastik 12 mm ( Selang Timbang )
-
Pensil
-
Siku-siku
-
Martil
kecil
2.
Bahan
:
-
Pasir
Pasang -
Kapur
-
Buis
Beton diameter 20 cm - Air
-
Bata
-
Pasir
1.7.3
Langkah Kerja
1.
Siapkan
bahan dan alat serta perhatikan gambar kerja pada jobsheet
2.
Letakkan
Buis beton pada pinggir galian yang sudah disiapkan secara teratur dan pada
posisi yang benar
3.
Hamparkan
pasir urug pada dasar saluran dengan tebal 2 cm secara merata, siram sedikit
dengan air agar padat
4.
Susunlah
Buis beton pada dasar saluran dalam posisi terlentang, secara bertahap satu
persatu denagn cara memberikan mortal (semen spesi)yang sudah diaduk secara
homogen pada ujung-ujung Buis tadi
5.
Letakkan
Buis berikutnya hingga terpasang lurus dengan kemiringan aliran yang sudah
ditentukan pada benang yang ada pada stake out
6.
Ukur
kemiringan pasangan Buis yang sudah dipasang dengan cara menjinjingkan
unting-unting pada jalur benang As saluran,beri tanda pada pertemuan antara
benang unting –unting dan benang As saluran.pindahkan ukuran tersebut dari hulu
Buis/saluran hingga hilirnya atau hingga ujung Buis/saluran.
7.
Setelah
Buis terpasang dengan kemiringan yang benar lalu diwaterpas secara lurus dan
rapi,timbunlah sisi kiri dan kanan dengan tanah urug/timbun,padatkan tanah urug
tersebut hingga mencapai tinggi 2 cm di bawah bibir Buis
8.
beri
beton cor dengan campuran 1 semen : 5 pasir ,direskam dengan rata dan rapi.
9.
bila
pasangan sudah selesai dan benar ukurannya,maka periksalah kebenarannya kepada
instruktur yang membimbing anda untuk dilakukan pengukuran dan penilitian.
10. Periksakan hasil kerja anda pada
instruktur untuk dilakukan pengecekan dan penilaian.
11. konsentrasikan pikiran anda pada
pekerjaan utamakan keselamatan kerja dan jaga kekompakan bersama team kerja.
1.8
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1.8.1
Dasar Teori
Pembongkaran adalah salah satu konstruksi yang
paling berbahaya dibanding dengan kegiatan lain. Oleh sebab itu banyak
peraturan-peraturan yang di terapkan di pembongkaran konstruksi, untuk
meminimalkan cedera ataupun kematian. Hal-hal yang harus dilakukan sebelum
pembongkaran antara lain :
1.
Mengembangkan
sistem kerja yang aman.
2.
Menghapus
kaca dari semua jendela untuk menghindari kaca pecah.
3.
Melindungi
masyarakat dengan membatasi akses ke tempat pembongkaran.
4.
Membuat
peraturan dan menjamin keselamatan bagi pembongkar.
1.8.2
Daftar Alat dan Bahan
1.
Peralatan
:
-
Cangkul
-
Sekop
-
Stemper
2.
Bahan
:
-
1.8.3
Langkah Kerja
1.
Siapkan
peralatan yang akan digunakan.
2.
Langkah
pertama bongkar dulu pasangan bata bak kontrolnya.
3.
Jika
sudah angkat buis beton.
4.
Lalu
timbun galian tanah dan padatkan menggunakan stemper.
Comments
Post a Comment